Kamis, 30 Agustus 2012

Langit Senja

Mentari mengintip di antara semburat keindahan langit senja
Membias sebuah lukisan abstrak yang terlalu indah untuk seongok batu karang terjal di antara deburan ombak
Cahaya biru pekat bercampur sinarnya yang memerah merajut kerinduan hati
Terpaku sepasang mata menatap kelembutan alam yang terkoyak peradaban
Berputar dengan kebekuan yang entah bersumber dari mana
Teringat akan sebuah masa dimana hanya angin yang mendengar
Dimana hanya bangau dan ombak yang melihat
Dimana hanya langit pekat dan kemintang yang merekam
Dan hanya Tuhan yang tau lebih baik dari segalanya
Kemudian terlukis kembali sebuah kata yang terucap entah atas dasar apa
Mengukir dengan pisau diatas sebuah hati yang pernah terluka
Ukiran indah yang selalu menghadirkan senyuman
Hati itu tercabik lalu terbelah-belah
Kembali ujung jilbab itu melambai seakan ingin mengatakan sesuatu tentang sepasang mata itu
Seikat rambut yang ikut tergerai melambai mengintip di sela ujung kain itu
Kosong
Hanya angin, ombak, dan langit yang terdiam
Menyaksikan pergumulan antar dua nyawa
Sebuah pergulatan emosi yang kasat mata
Hampa
Sebuah tepukan di bahu pun hanya mampu membuatnya terkejut sesaat
Lalu diam
Senyum dan tawa yang terasa hambar ketika semua ini hanya fiktif
Ya
Hanya fiktif yang membosankan
Tapi kadang tersirat sebuah perasaan yang sempat terelakkan
Dia merindukan semua kebosanan itu
Bersama kesakitan yang terukir jelas dan akan tetap terukir bersama koyaknya hati
Hati yang mencari sebuah kesejatian
Meniti sebuah jalan setapak yang dia sebut kehidupan
0 komentar

asa yang tlah usai

Hari ini sangat dingin
Dan kelembaban embun dingin memang tiada tandingannya
Ketika lena tidur penduduk masih panjang
Kutersentak dari tidurku
Tak tahu entah apa yang terjadi dengan diri ini
Ku kembali mengingat kejadian yang semalam
Yah semalam sangat jelas sekali aku melihatmu, hadir dalam mimpiku
Kau dan aku
Kau memang selalu menghias hidupku dalam mimpiku
Kau hadir setiap saat dalam angan yang tak berkesudahan
Tapi aku lelah, aku letih dengan pikiran yang panjang
Tapi tak berujung dan tak berlabuh
Kuingin lari dari semua mimpi yang tak akan terwujud
Biarkan aku dalam kesendirian dan akan kusimpan rapat cinta
Yang pernah kita miliki,..
Biarkan aku memiliki kasih sayang

Kenapa aku pergi,..
Yang jelas rasa dan kasihku tak akan hilang sampai kapanpun jua,..
Selamat jalan kekasih,, selamat tinggal,..biarkan aku pendam rasa dan asaku,…
?????,….?????…..????
0 komentar

Jangan Galau , Percayalah Allah Selalu Bersama Qta


MENGELUH, hampir menjadi fenomena di negeri mayoritas Muslim ini. Ironisnya mengeluh itu menimpa hampir semua tingkatan usia; mulai remaja sampai dewasa juga pria dan wanita. Akibatnya tidak banyak yang bisa dilakukan oleh mereka yang suka mengeluh, kecuali hal-hal yang akan semakin membuat jiwa dan akalnya terus melemah. Sehari-hari waktu yang dilalui hanya diisi curhat dari satu orang ke orang lain dengan memaparkan beragam masalah yang sedang membelitnya.

Padahal waktu dan kesempatan datang setiap hari. Bahkan sekiranya mereka mau membaca firman Allah (Al-Qur’an) tentu mereka akan dapati jawaban atas setiap masalah yang dihadapinya. Ketika didorong untuk membaca Al-Qur’an jawabnya tidak mengerti bahasa Arab. Loh bukannya kini sudah sangat banyak Al-Qur’an terjemah. Mengapa tidak dibaca juga?

Sementara Allah dengan tegas berfirman;

“Karena itu janganlah kamu ragu-ragu terhadap Al-Qur’an itu. Sesungguhnya (Al-Qur’an) itu benar-benar dari Tuhanmu, tetapi kebanyakan manusia tidak beriman. (QS. Huud [11]: 17).

Dalam ayat lain Allah SWT juga tegaskan bahwa Al-Qur’an itu kitab suci yang tidak ada keragu-raguan di dalamnya petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa (QS. Al-Baqarah [2]: 2).

Jadi sebenarnya sederhana sekali, masalah apapun yang kita hadapi solusinya ada di dalam Al-Qur’an. Ibarat manusia ini robot maka Al-Qur’an ini adalah petunjuk manual bagaimana mengoperasikan robot itu. Bagaimana tanda-tanda robot yang kekurangan baterai (iman) misalnya. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mengisi dayanya kembali. Bagaimana jika ada robot yang mati (semangatnya). Apa yang harus dilakukan. Jawaban semua itu ada di dalam buku manual tadi (Al-Qur’an).

Mari perhatikan pernyataan Nabi Ibrahim di depan orang-orang kafir ketika menjelaskan siapa Allah SWT. ketika itu Nabi Ibrahim sedang memberi peringatan kepada penyembah berhala bahwa apa yang mereka anggap tuhan itu adalah keliru (sesat). Lalu Nabi Ibrahim menjelaskan perihal Allah SWT yang sebenar-benarnya Tuhan yang harus disembah.

Ibrahim berkata;“(Yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. Dan Tuhanku, Yang Dia memberi makan dan minum kepadaku. Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku. Dan Yang akan mematikan aku. Kemudian akan menghidupkan aku (kembali). Dan yang amat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari kiamat”. (QS. As Syu’ara [26] : 78 – 82).

Ayat tadi menggambarkan secara gamblang bagaimana Allah benar-benar mengerti segala kebutuhan, keresahan, kerisauan, kegalauan, dan seluruh suasana hati setiap manusia. Hanya saja Allah akan mendatangi jiwa-jiwa yang diliputi keimanan kuat dan mengabaikan jiwa manusia yang kerdil lagi tidak pernah memohon kepada-Nya.

Kepada mereka yang imannya kuat Allah berikan satu jaminan agar tidak takut dan bersedih hati.

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman”. (QS. Ali Imran [3]: 139).

Jadi mari kita kembali kepada Allah dengan sungguh-sungguh memahami ayat-ayat Al-Qur’an. Sungguh Allah menjawab setiap masalah kita.

Ketika kita mengeluh, maka akan selalu ada jawaban dari Allah SWT untuk kita. Misalnya, “Rasanya aku tidak mampu menghadapi masalah seperti ini, berat terasa oleh ku. Sungguh aku tak sanggup lagi.” Sungguh Allah menjawab;

“Jika Allah menghendaki sesuatu, Allah cukup berkata jadi maka jadilah” (QS. 36 : 82).

Ketika kita mengeluh, “Aku terlalu lelah” Allah menjawab, “Aku ciptakan tidurmu untuk istirahatmu.” (QS. 78 : 9).

Ketika kita mengeluh, “Aku tak sanggup lagi, aku tak mampu lagi, semua sudah tidak mungkin kuhadapi” Allah menjawab, “Allah tidak membebankan sesuatu kepada hamba-Nya, melainkan sesuai kemampuannya” (QS. Al Baqarah [2] : 286).

Ketika kita mengeluh, “Berbagai upaya sudah saya lakukan tapi hasilnya nihil. Saya benar-benar stress dibuatnya” Allah menjawab;

“Hanya dengan mengingat Aku maka hati menjadi tenang.” (QS. 13 : 28).

Bahkan ketika kita mengeluh, “Aku sudah tidak ada gunanya lagi, untuk apa aku hidup” sungguh Allah telah menjawab;

“Maka barang siapa mengerjakan kebaikan seberat dzarah, niscaya ia akan melihat balasannya.” (QS. 99 : 7).

Jika demikian untuk apa kita mengeluh, bukankah Allah telah menjawab semua bakal keluhan umat manusia. Maka dari itu biasakanlah diri untuk benar-benar mempelajari Al-Qur’an dengan baik. Sungguh Al-Qur’an itu menjawab setiap masalah. Maka ambillah obat atau madu darinya.

Sebenarnya mengeluh atau tidak itu adalah pilihan hati. Hati yang senantiasa dihiasi dengan bacaan Al-Qur’an insya Allah terhindar dari sikap kerdil, lemah, lesu, letih, lunglai, dan tak berdaya. Sementara hati yang sepi dari bacaan Al-Qur’an akan sangat mudah terganggu oleh dinamika kehidupan sehingga sulit menjadi hamba Allah yang pandai bersyukur.

Terhadap orang yang pandai bersyukur Allah berjanji akan menambah terus-menerus kenikmatan yang diberi dan bagi yang kufur (tidak mau bersyukur) Allah sediakan siksa yang pedih.

“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; “Se- sungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS.ar Ra’d [14] : 7).

Jadi selagi masih ada kesempatan mari berusaha untuk memahami ayat-ayat Allah dengan sebaik-baiknya. Sungguh apabila hati kita telah diterangi oleh Al-Qur’an akan muncul semangat, gairah, optimisme, dan keyakinan kuat bahwa Allah selalu menyertai kita dan karena itu akan muncul usaha maksimal dari dalam diri kita.

Apabila itu benar-benar dapat kita raih sungguh kebahagiaan, kemenangan dan kesuksesan sejati telah berada di tangan kita. Sebab Allah telah berjanji akan memberi jalan-jalan kepada hamba-hamba-Nya yang bermujahadah (bersungguh-sungguh tidak mengeluh) dan senantiasa berbuat kebaikan.

Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. 29 : 69).

Jika sedemikian rupa Allah telah memberi jawaban atas keluhan setiap hamba-Nya, masihkah kita akan menjadi manusia kerdil? Sungguh keluhan itu adalah sesuatu yang mesti kita enyahkan dalam akal dan jiwa kita. Allah dan Rasul-Nya hanya berpesan satu hal, berjihadlah, bersungguh-sungguhlah, kelak engkau pasti akan menang. Jadi mari kita ucapkan,


0 komentar
 
 

© Bluberry Template Copyright by Good Collection of Articles |:- Koleksi Article Bagus |:-

Template by Blogger Templates | Blog-HowToTricks